Program induksi hari ini terbagi
dalam dua sesi. Sesi pertama pengenalan tentang Bagian Sistem Informasi
Pengawasan Itjen yang dikepalai oleh Bapak J.B. widodo dan sesi kedua giliran
Bagian Umum Itjen oleh Bapak C.M. Susetya selaku kepala bagian.
SIP
Secara umum, Bagian Sistem
Informasi Pengawasan (SIP) dibagi dalam empat sub-bagian :
1. Pengembangan Sistem dan Aplikasi ( Kasubbag Pak Tri Achmadi)
Sub-bagian ini
mempunyai tugas yang berkaitan tentang pembuatan dan perencanaan aplikasi yang
nantinya akan digunakan dalam jaringan Isnpektorat Jenderal. Contoh aplikasi
yang telah diciptakan dan digunakan adalah SiManis (Sistem Monitoring
Adminsitrasi Inspektorat Jenderal).
2. Pengelolaan Basis Data Internal (Kasubbag Pak Yudi Arianto)
Sub-bagian ini
mempunyayi tugas dalam perawatan dan pengelolaan aplikasi yang sudah berjalan
agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
3. Pengelolaan Data Eksternal (Kasubbag Pak Yogi Iswara)
Fungsi utama
sub-bagian ini adalah dalam pengembangan IT Audit untuk Inspektorat Jenderal
pada khususnya dan Kementerian Keuangan pada umumnya. Selain itu, sub-bagian
ini juga berperan dalam pengumpulan data IT di Kementerian Keuangan (info
auditee) yang berguna untuk auditor seperti Modul Penerimaan Negara.
4. Kasubbag Dukungan Pengguna (Kasubbag Pak Gatot)
Sub-bagian ini
terkait langsung dengan pelayanan user di lingkungan Inspektorat Jenderal.
Permasalahan atau keluhan terkait IT, jaringan, atau komputer yang dialami user dapat dilaporkan langsung ke sub-bag ini
guna mendapatkan penanganan langsung. Untuk kemudahan pengelompokan jenis
pelayanan dan pemantauan tindakan penanganan oleh petugas kepada user, terdapat
MLS (Maintenance Log sistem) yang menampilkan berbagai masam kasus dan keluha
oleh user serta status penanganan oleh sub-bagian ini secara real-time.
Terlihat antusias peserta sangat
tinggi terhadap Bagian SIP karena secara –apa yang disampaikan oleh Pak Widodo
sangat menarik dan dengan kerendahan hati beliau menunjukkapn betapa bagian ini
sangat menjunjung nilai kekeluargaan di lingkungannya. Prestasi SIP sejauh ini
tak lepas dari unsur-unsur pegawainya yang berkualitas dan well-educated karena
kesempatan berkreasi dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih itnggi
sangat didukung. Kesempatan mengikuti diklat dan pelatihan sanga terbuka lebar
bagi pegawai-pegawainya sehingga kontrol atas kualitas sumber daya manusianya
sangat terjamin.
Terlepas dari segala sisi positif
dan prestasi, bekerja di SIP memerlukan upaya dan komitmen yang sangat tinggi
dalam perkembangan IT audit yang saat ini masih tabu di Indonesia. Konsekuensi
kerja overtime dan penuh pressure bagi pegawainya dan cita-cita tinggi Pak Widodo untuk
pengaplikasian IT Audit di Indonesia menjadi faktor tersendiri bagi penilaian
para paserta induksi atas bagian ini. Mimpi SIP untuk menjadikan teknologi dan
informasi sebagai bagian penting dalam dunia audit menjadi mimpi bagi
elemen-elemennya karena kalu KITA SUDAH MEMILIH, MAKA KITA HARUS KONSEKUEN.
Bagian Umum
Acara setelah istirahat makan siang
adalah orientasi mengenai Bagian Umum Sekretariat Inspektorat Jenderal oleh
Kepala Bagian Bapak C.M. Susetya (Tyo’). Penyampaian kali ini berbeda dengan
sebelumnya, karena Pak Tyo’ ingin lebih dekat ke audience jadi para peserta
duduk lebih maju kedepan dengan semua meja terpinggirkan.
Pak Tyo yang memeiliki perawakan
normal dan santai dalam penyampaian dan lebih menekankan kepada sisi berbagi
atau sharing pengalaman-pengalaman beliau selama berkarir di Inspektorat
Jenderal sejauh ini.
Kata-kata beliau yang masih
terbenam di benak para peserta yakni “ tidak akan ada yang menggerakkan hidup
kecuali mimpi”. Pengaplikasian serta pengejawantahan mimpi dalam suatu
organisasi atau unit kerja sangatlah utama. Mimpi tersebut dapat menjadi suatu
visi organisasi, yang kemudian dikembangkan dalam bentuk rencana strategis
(Renstra). Suatu visi haruslah realistis dengan mengandung unsur fokus, easy to
understand, inspiring, dan strategic. Kristalisasi visi dalam bentuk Renstra
kemudian diimplementasikan dalam bentuk target-target yang harus dicapai.
Gaya bicara beliau yang seperti
inspirator sangat menarik perhatian para peserta program. Beliau yang
memposisikan dirinya sebagai public servant mengabdikan dirinya sebagai pelayan
masyarakat yang harus memiliki mimpi , tujuan hidup serta pegangan dasar dalam
melaksanakan tugasnya. target dan tujuan setiap orang haruslah spesifik, dimana
orang tersebut harus mengkhususkan capaian yang ingin didapat. Selain itu,
capaian yang diharapkan harus terukur. Syarat ketiga suatu target yakni bisa
dicapai. Kemudian target tersebut
haruslah masuk akal dan yang terakhir jenjang waktu harus jelas. Bila di sederhanakan, suatu target haruslah SMART
(Specific, Measurable, Achievable, Reasonabke, dan Timeable). Pak Tyo sangat
menekankan tentang mimpi, baik itu mimpi individu maupun kelompok.
Kemudian beliau sedikit
menyinggung tentang struktur bagian umum yang terdiir dari subbag Tata Usaha
dan Kehumasan, Protokoler dan rumah Tangga, Perlengkapan, dan Penugasan
Pengawasan. Secara umum tugas dan fungsi bagian umum adalah dalam hal manajemen
bangunan, pemeliharaan kendaraan dan rumah dinas, melakukan pengadaan
persediaan maupun aset (lelang), administrasi aset, pelayanan penugasan.
Dengan adanya orientasi dari Pak
Tyo’ , bagian umum yang tadinya samar pun mulai jelas kedudukan dan
tuga-tugasnya. Loyalitas dan integritas yang beliau cerminkan sangat
menginspirasi para peserta. Sebgai penutup, beliau berkata “ Banyak Orang
pintar disini, tapia akan jarang kau temui orang yang loyal”
Program Induksi Hari ke-5 ; Jumat 4 Oktober 2013
Agenda utama pada hari ini adalah games, penyampaian dan
penjabaran tentang apa itu persepsi serta mengenal lebih dekat para mentor dan
atasan.
Hari terakhir di minggu pertama
Program Induksi Itjen ’13 diawali dengan program penyemangatan peserta, yakni
dengan melakukan “Goyang Cesar” yang dipimpin langsung oleh Pak Jimmy dan Pak
Ari. Para peserta berbaris rapi dengan beberapa orang perwakilan di depan
menemani Pak Jimmy dan Pak Ary melakukan pemanasan. Setelah hafal, para peserta
melakukan goyang cesar selama 3 sampai 4 kali. Semangat dan kehebohan para
peserta sangat terlihat serta mencerminkan semangat-semangat ajun di
Inspektorat jenderal yang baru yang siap menjadi agen masa depan demi
Insititusi ini.
Pentingnya sosok pemimpin atau
leader dapat terlihat dari acara goyang yang sederhana ini. Pemimpin sejatinya
menjadi sosok yang paling depan dalam melakukan suatu tindakan serta dapat
membangkitkan semangat dan kepercayaan diri para anggota-anggotanya sehingga
hasil yang ingin dicapai pun menjadi maksimal. Mungkin kalau tidak ada sosok
panutan di depan, para anggota dalam hal ini peserta tak akan memiliki semangat
dan keberanian serta totalitas untuk melakukan goyang cesar tersebut.
Game pertama hari ini adalah tentang
penyampaian pesan. Seluruh peserta dibagi dalam empat kelompok dan tiap 2
kelompok nantinya akan bertanding satu sama lain. Tiap kelompok berdiri dalam
satu baris dan tiap anggota bergandengan tangan satu sama lain. Satu anggota kelompok yang paling depan
menggenggam tangan Pak Ari yang nantinya Pak Ari akan meremas tangan anggota
tersebut. Tiap remasan memiliki arti nilai-nilai kementerian keuangan. Satu
remasan berarti nilai pertama, 2 remasan berarti nilai kedua dan begitu
seterusnya. Ketika permainan dimulai, Pak Ari akan meremas tangan anggota
paling depan kemudian anggota paling depan meremas tangan sebelahnya dan begitu
seterusnya hingga sampai ke anggota paling belakang. Setelah menerima remasan
terakhir, anggota paling belakang wajib menyebutkan nilai kemenkeu apa yang
dimaksud sesuai dengan jumlah remasan yang terima. Kelompok yang paling cepat
dan paling benar menyebutkan nilai kemenkeu yang dimaksud, mereka yang menang.
Bukan sekedar menang yang di
utamakan tapi apa yang bisa kita ambil dari permainan tersebut. Tiap anggota
kelompok mencerminkan tingkatan birokrasi yang ada di institusi. Ketika ada
salah satu anggota yang salah menafsirkan informasi yang didapat, maka lapisan
dibawahnya akan keliru melaksanakan tugas. Jadi, kekompakan, kecermatan serta
kecermatan dalam menerima atau
menyampaikan hal atau tugas sangat diperlukan.
Acara selanjutnya kita
diperkenalkan dengan persepsi dari sudut pandang seorang auditor investigasi
oleh Mbak Sandra. Seorang auditor investigasi haruslah bertindak sesuai data
yang sesuai dan valid serta bukti yang dikumpulkan dari bererapa saksi.
Persepsi yang tidak didukung dengan informasi yang valid atau persepsi tanpa
memerdulikan data yang tersedia tidaklah diperbolehkan. Pak Atok dari
Inspektorat II juga sempat memberikan beberapa patah kata betapa beruntungnya
kami karena telah diberikan materi tentang persepsi di dalam program induksi
ini. Hal ini dapat menjadi dasar yang kuat bagi kami sebagai calon auditor
dalam melaksanakan tugas kelak.
Untuk memantapkan pemahaman kami
tentang persepsi, seluruh peserta dibagi dalam dua kelompok yang nantinya akan
dipisah ke dalam dan keluar ruangan. Peserta yang masih didalam ruangan akan
berperan sebagai seorang saksi atas suatu kejadian yang ditampilan dalam video.
Sedangkan peserta lain di luar ruangan akan bertindak sebagai investigator yang
akan mewawancari saksi di dalam ruangan. Kemampuan peserta sebagai seorang
calon auditor akan di uji di sini, keahlian mendapatkan informasi dari saksi
dengan berbagai macam tehnik. Hasil atau informasi yang didapat setiap orang
akan berbeda walaupu kejadiannya sama. Auditor harus cermata dalam mengelola
informasi yang diterima, ataukah itu fakata atau sekedar persepsi dari saksi.
Sesi selanjutnya setelah
istirahat Sholat Jumat adalah makan siang dan mengenal lebih dekat mentor
masing-masing peserta. Tiap peserta diharapkan bertemu dengan mentor dan dapat
mendapatkan pelajaran dari mentor seperti tips-tips menjadi ajun Inspektorat
yang baik serta suka dan duka menjadi pegawai di lingkungan kementrian
keuangan. Acara pun dilanjutkan di dalam ruangan dengan masing-masing peserta
dapat bercengkerama dan mendapatkan pelajaran sebanyak-banyaknya dari pejabat
yang ada di dalam ruangan seperti Pak, Jimmy, Pak Ari dan Bu Eti Diah.
Percakapan yang hangat dan
informal dengan para atasan yang sangat humble ini menambah kedekatan antara
ajun baru dan para seinor derta menghapuskan gap antara pejabat dan pelaksana
tanpa mengurangi nilai sopan santun dan hormat terhadap senior. Sharing
pengalaman seperti ini dapat memotivasi para peserta untuk menghidupkan
semangat bekerja dalam pencapaian prestasi terbaik di masa depan demi perbaikan
dan kemajuan Inspektorat Jenderal Kementrian Keuangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar