3 Oktober - 4 Oktober 2013



Program Induksi Hari ke-4 ; Kamis 3 Oktober 2013
Program induksi hari ini terbagi dalam dua sesi. Sesi pertama pengenalan tentang Bagian Sistem Informasi Pengawasan Itjen yang dikepalai oleh Bapak J.B. widodo dan sesi kedua giliran Bagian Umum Itjen oleh Bapak C.M. Susetya selaku kepala bagian.

SIP
Secara umum, Bagian Sistem Informasi Pengawasan (SIP) dibagi dalam empat sub-bagian :


1.       Pengembangan Sistem dan Aplikasi ( Kasubbag Pak Tri Achmadi)

Sub-bagian ini mempunyai tugas yang berkaitan tentang pembuatan dan perencanaan aplikasi yang nantinya akan digunakan dalam jaringan Isnpektorat Jenderal. Contoh aplikasi yang telah diciptakan dan digunakan adalah SiManis (Sistem Monitoring Adminsitrasi Inspektorat Jenderal).


2.       Pengelolaan Basis Data Internal (Kasubbag Pak Yudi Arianto)

Sub-bagian ini mempunyayi tugas dalam perawatan dan pengelolaan aplikasi yang sudah berjalan agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya.


3.       Pengelolaan Data Eksternal (Kasubbag Pak Yogi Iswara)

Fungsi utama sub-bagian ini adalah dalam pengembangan IT Audit untuk Inspektorat Jenderal pada khususnya dan Kementerian Keuangan pada umumnya. Selain itu, sub-bagian ini juga berperan dalam pengumpulan data IT di Kementerian Keuangan (info auditee) yang berguna untuk auditor seperti Modul Penerimaan Negara.

4.       Kasubbag Dukungan Pengguna (Kasubbag Pak Gatot)

Sub-bagian ini terkait langsung dengan pelayanan user di lingkungan Inspektorat Jenderal. Permasalahan atau keluhan terkait IT, jaringan, atau komputer yang dialami  user dapat dilaporkan langsung ke sub-bag ini guna mendapatkan penanganan langsung. Untuk kemudahan pengelompokan jenis pelayanan dan pemantauan tindakan penanganan oleh petugas kepada user, terdapat MLS (Maintenance Log sistem) yang menampilkan berbagai masam kasus dan keluha oleh user serta status penanganan oleh sub-bagian ini secara real-time.


Terlihat antusias peserta sangat tinggi terhadap Bagian SIP karena secara –apa yang disampaikan oleh Pak Widodo sangat menarik dan dengan kerendahan hati beliau menunjukkapn betapa bagian ini sangat menjunjung nilai kekeluargaan di lingkungannya. Prestasi SIP sejauh ini tak lepas dari unsur-unsur pegawainya yang berkualitas dan well-educated karena kesempatan berkreasi dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih itnggi sangat didukung. Kesempatan mengikuti diklat dan pelatihan sanga terbuka lebar bagi pegawai-pegawainya sehingga kontrol atas kualitas sumber daya manusianya sangat terjamin.

Terlepas dari segala sisi positif dan prestasi, bekerja di SIP memerlukan upaya dan komitmen yang sangat tinggi dalam perkembangan IT audit yang saat ini masih tabu di Indonesia. Konsekuensi kerja overtime dan penuh pressure bagi pegawainya dan  cita-cita tinggi Pak Widodo untuk pengaplikasian IT Audit di Indonesia menjadi faktor tersendiri bagi penilaian para paserta induksi atas bagian ini. Mimpi SIP untuk menjadikan teknologi dan informasi sebagai bagian penting dalam dunia audit menjadi mimpi bagi elemen-elemennya karena kalu KITA SUDAH MEMILIH, MAKA KITA HARUS KONSEKUEN.

Bagian Umum
Acara setelah istirahat makan siang adalah orientasi mengenai Bagian Umum Sekretariat Inspektorat Jenderal oleh Kepala Bagian Bapak C.M. Susetya (Tyo’). Penyampaian kali ini berbeda dengan sebelumnya, karena Pak Tyo’ ingin lebih dekat ke audience jadi para peserta duduk lebih maju kedepan dengan semua meja terpinggirkan.

Pak Tyo yang memeiliki perawakan normal dan santai dalam penyampaian dan lebih menekankan kepada sisi berbagi atau sharing pengalaman-pengalaman beliau selama berkarir di Inspektorat Jenderal sejauh ini.

  Kata-kata beliau yang masih terbenam di benak para peserta yakni “ tidak akan ada yang menggerakkan hidup kecuali mimpi”. Pengaplikasian serta pengejawantahan mimpi dalam suatu organisasi atau unit kerja sangatlah utama. Mimpi tersebut dapat menjadi suatu visi organisasi, yang kemudian dikembangkan dalam bentuk rencana strategis (Renstra). Suatu visi haruslah realistis dengan mengandung unsur fokus, easy to understand, inspiring, dan strategic. Kristalisasi visi dalam bentuk Renstra kemudian diimplementasikan dalam bentuk target-target yang harus dicapai.

Gaya bicara beliau yang seperti inspirator sangat menarik perhatian para peserta program. Beliau yang memposisikan dirinya sebagai public servant mengabdikan dirinya sebagai pelayan masyarakat yang harus memiliki mimpi , tujuan hidup serta pegangan dasar dalam melaksanakan tugasnya. target dan tujuan setiap orang haruslah spesifik, dimana orang tersebut harus mengkhususkan capaian yang ingin didapat. Selain itu, capaian yang diharapkan harus terukur. Syarat ketiga suatu target yakni bisa dicapai. Kemudian  target tersebut haruslah masuk akal dan yang terakhir jenjang waktu harus jelas. Bila di  sederhanakan, suatu target haruslah SMART (Specific, Measurable, Achievable, Reasonabke, dan Timeable). Pak Tyo sangat menekankan tentang mimpi, baik itu mimpi individu maupun kelompok.

Kemudian beliau sedikit menyinggung tentang struktur bagian umum yang terdiir dari subbag Tata Usaha dan Kehumasan, Protokoler dan rumah Tangga, Perlengkapan, dan Penugasan Pengawasan. Secara umum tugas dan fungsi bagian umum adalah dalam hal manajemen bangunan, pemeliharaan kendaraan dan rumah dinas, melakukan pengadaan persediaan maupun aset (lelang), administrasi aset, pelayanan penugasan.
Dengan adanya orientasi dari Pak Tyo’ , bagian umum yang tadinya samar pun mulai jelas kedudukan dan tuga-tugasnya. Loyalitas dan integritas yang beliau cerminkan sangat menginspirasi para peserta. Sebgai penutup, beliau berkata “ Banyak Orang pintar disini, tapia akan jarang kau temui orang yang loyal”
  


Program Induksi Hari ke-5 ; Jumat 4 Oktober 2013
Agenda utama pada hari ini adalah games, penyampaian dan penjabaran tentang apa itu persepsi serta mengenal lebih dekat para mentor dan atasan.

Hari terakhir di minggu pertama Program Induksi Itjen ’13 diawali dengan program penyemangatan peserta, yakni dengan melakukan “Goyang Cesar” yang dipimpin langsung oleh Pak Jimmy dan Pak Ari. Para peserta berbaris rapi dengan beberapa orang perwakilan di depan menemani Pak Jimmy dan Pak Ary melakukan pemanasan. Setelah hafal, para peserta melakukan goyang cesar selama 3 sampai 4 kali. Semangat dan kehebohan para peserta sangat terlihat serta mencerminkan semangat-semangat ajun di Inspektorat jenderal yang baru yang siap menjadi agen masa depan demi Insititusi ini.

Pentingnya sosok pemimpin atau leader dapat terlihat dari acara goyang yang sederhana ini. Pemimpin sejatinya menjadi sosok yang paling depan dalam melakukan suatu tindakan serta dapat membangkitkan semangat dan kepercayaan diri para anggota-anggotanya sehingga hasil yang ingin dicapai pun menjadi maksimal. Mungkin kalau tidak ada sosok panutan di depan, para anggota dalam hal ini peserta tak akan memiliki semangat dan keberanian serta totalitas untuk melakukan goyang cesar tersebut.

Game pertama hari ini adalah tentang penyampaian pesan. Seluruh peserta dibagi dalam empat kelompok dan tiap 2 kelompok nantinya akan bertanding satu sama lain. Tiap kelompok berdiri dalam satu baris dan tiap anggota bergandengan tangan satu sama lain.  Satu anggota kelompok yang paling depan menggenggam tangan Pak Ari yang nantinya Pak Ari akan meremas tangan anggota tersebut. Tiap remasan memiliki arti nilai-nilai kementerian keuangan. Satu remasan berarti nilai pertama, 2 remasan berarti nilai kedua dan begitu seterusnya. Ketika permainan dimulai, Pak Ari akan meremas tangan anggota paling depan kemudian anggota paling depan meremas tangan sebelahnya dan begitu seterusnya hingga sampai ke anggota paling belakang. Setelah menerima remasan terakhir, anggota paling belakang wajib menyebutkan nilai kemenkeu apa yang dimaksud sesuai dengan jumlah remasan yang terima. Kelompok yang paling cepat dan paling benar menyebutkan nilai kemenkeu yang dimaksud, mereka yang menang.

Bukan sekedar menang yang di utamakan tapi apa yang bisa kita ambil dari permainan tersebut. Tiap anggota kelompok mencerminkan tingkatan birokrasi yang ada di institusi. Ketika ada salah satu anggota yang salah menafsirkan informasi yang didapat, maka lapisan dibawahnya akan keliru melaksanakan tugas. Jadi, kekompakan, kecermatan serta kecermatan  dalam menerima atau menyampaikan hal atau tugas sangat diperlukan.

Acara selanjutnya kita diperkenalkan dengan persepsi dari sudut pandang seorang auditor investigasi oleh Mbak Sandra. Seorang auditor investigasi haruslah bertindak sesuai data yang sesuai dan valid serta bukti yang dikumpulkan dari bererapa saksi. Persepsi yang tidak didukung dengan informasi yang valid atau persepsi tanpa memerdulikan data yang tersedia tidaklah diperbolehkan. Pak Atok dari Inspektorat II juga sempat memberikan beberapa patah kata betapa beruntungnya kami karena telah diberikan materi tentang persepsi di dalam program induksi ini. Hal ini dapat menjadi dasar yang kuat bagi kami sebagai calon auditor dalam melaksanakan tugas kelak.

Untuk memantapkan pemahaman kami tentang persepsi, seluruh peserta dibagi dalam dua kelompok yang nantinya akan dipisah ke dalam dan keluar ruangan. Peserta yang masih didalam ruangan akan berperan sebagai seorang saksi atas suatu kejadian yang ditampilan dalam video. Sedangkan peserta lain di luar ruangan akan bertindak sebagai investigator yang akan mewawancari saksi di dalam ruangan. Kemampuan peserta sebagai seorang calon auditor akan di uji di sini, keahlian mendapatkan informasi dari saksi dengan berbagai macam tehnik. Hasil atau informasi yang didapat setiap orang akan berbeda walaupu kejadiannya sama. Auditor harus cermata dalam mengelola informasi yang diterima, ataukah itu fakata atau sekedar persepsi dari saksi.

Sesi selanjutnya setelah istirahat Sholat Jumat adalah makan siang dan mengenal lebih dekat mentor masing-masing peserta. Tiap peserta diharapkan bertemu dengan mentor dan dapat mendapatkan pelajaran dari mentor seperti tips-tips menjadi ajun Inspektorat yang baik serta suka dan duka menjadi pegawai di lingkungan kementrian keuangan. Acara pun dilanjutkan di dalam ruangan dengan masing-masing peserta dapat bercengkerama dan mendapatkan pelajaran sebanyak-banyaknya dari pejabat yang ada di dalam ruangan seperti Pak, Jimmy, Pak Ari dan Bu Eti Diah.

Percakapan yang hangat dan informal dengan para atasan yang sangat humble ini menambah kedekatan antara ajun baru dan para seinor derta menghapuskan gap antara pejabat dan pelaksana tanpa mengurangi nilai sopan santun dan hormat terhadap senior. Sharing pengalaman seperti ini dapat memotivasi para peserta untuk menghidupkan semangat bekerja dalam pencapaian prestasi terbaik di masa depan demi perbaikan dan kemajuan Inspektorat Jenderal Kementrian Keuangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar